Laporan Praktikum Biologi
Disusun Oleh :
Nama Penyusun
[absen]
kelas
NAMA SEKOLAH
PRAKTIKUM 1 (Percobaan
Osmosis)
Tujuan :
Untuk mengamati terjadinya peristiwa
osmosis pada kentang.
Landasan
teori :
Osmosis berasal dari kata os yang artinya
lubang dan move yang artinya pindah. Maka osmosis adalah mengalirnya zat
cair melalui membrane yang sangat tipis (membrane semi permeable).
Alat
dan bahan :
1. Spiritus
2. 1 Glass beaker ukuran besar
3. 2 Glass beaker ukuran sedang
4. Tinta/sirup
5. 2 buah kentang ukuran sedang
6. Lidi
7. Mistar
8. Selongsong benang
9. Cutter/silet
Cara
kerja :
o
Isi glass beaker berukuran besar dengan air
kemudian panaskan dengan menggunakan spiritus. Tunggu hingga mendidih. Kemudian
angkat.
o
Kupas 2 buah kentang. Potong kedua ujung
kentang sehingga kentang dapat berdiri.
o
Gunakan selongsong benang untuk membuat
lubang di kedua kentang
o
Isi kedua kentang dengan sirup. Ukur
kedalamannya dengan menggunakan lidi. Dan ukur panjangnya dengan mistar.
o
Siapkan 2 glass beaker berukuran sedang.
Isi masing-masing glass beaker dengan air panas dan air dingin.
o
Masukkan masing-masing kentang ke dalam
glass A dan B.
o
Tunggu instruksi dari guru pembimbing dan amatilah jika sudah ada perbedaan.
o
Catat data yang didapat.
Hasil praktik :
Dalam jangka waktu yang telah diinstruksikan oleh guru pembimbing maka
dapat diperoleh data sebagai berikut:
No
|
Waktu
|
Tinggi Sirup
|
|
Air Panas
|
Air Dingin
|
||
1
|
Sebelum dimasukkan
|
0,9 cm
|
0,7 cm
|
2
|
Setelah diangkat
|
1,2 cm
|
0,9 cm
|
Pembahasan :
“Amati ukur dan catat kenaikan volume sirup pada kentang yang direndam
pada air hangat dan air dingin.”
No
|
Waktu
|
Tinggi Sirup
|
|
Air Panas
|
Air Dingin
|
||
1
|
Sebelum dimasukkan
|
0,9 cm
|
0,7 cm
|
2
|
Setelah diangkat
|
1,2 cm
|
0,9 cm
|
Setelah diamati, maka akan mendapatkan
hasil seperti yang tertera pada tabel diatas. Mengapa ketinggian sirup dalam
kedua kentang berbeda? Itu dikarenakan kentang yang digunakan dalam praktikum
tersebut memiliki ukuran yang berbeda dan dalam diisi dengan sirup juga berbeda.
Tapi itu tak akan mengubah proses terjadinya osmosis.
Oleh karena itu, Osmosis merupakan proses
perpindahan molekul-molekul pelarut (air) dari konsentrasi pelarut tinggi ke
konsentrasi pelarut yang lebih rendah melalui membran selektif permeabel. Membran
semipermiabel adalah selaput pemisah yang hanya bisa ditembus oleh air dan zat
tertentu yang larut di dalamnya. Secara umum, membrane tersebut permiabel
terhadap air dan zat-zat kecil dan tidak bermuatan. Misalnya molekul air dapat
bergerak melewati dinding sel. Pelarut air yang dimaksud dalam proses osmosis
adalah air dalam keadaan bebas yang tidak terikat.
Faktor yang mempengaruhi Osmosis :
·
Ukuran molekul yang
meresap
|
:
|
Molekul yang lebih kecil
daripada garis pusat lubang membran akan meresap dengan lebih mudah.
|
·
Keterlarutan lipid
|
:
|
Molekul yang mempunyai
keterlarutan yang tinggi meresap lebih cepat daripada molekul yang kelarutan
yang rendah seperti lipid.
|
·
Luas permukaan
membrane
|
:
|
Kadar resapan menjadi lebih
cepat jika luas permukaan membran yang disediakan untuk resapan adalah lebih
besar.
|
·
Ketebalan membrane
|
:
|
Kadar resapan sesuatu molekul
berkadar songsang dengan jarak yang harus dilaluinya. Berbanding dengan satu
membran yang tebal, kadar resapan melalui satu membran yang tipis adalah
lebih cepat.
|
·
Suhu
|
:
|
Pergerakan molekul dipengaruhi
oleh suhu. Kadar resapan akan menjadi lebih cepat pada suhu yang tinggi
dibandingkan dengan suhu yang rendah.
|
Kesimpulan :
Berdasaran hasil praktikum diatas, dapat
disimpulkan bahwa osmosis adalah perpindahan molekul air melalui selaput
semipermiabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat.
Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat
terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran
PRAKTIKUM
2
(Percobaan Difusi)
Tujuan :
Untuk mengamati
terjadinya peristiwa difusi pada air hangat dan dingin yang diberi pewarna
makanan.
Landasan teori :
Difusi berasal
dari kata dhipus yang artinya menyebar. Difusi merupakan transpot menurun yang
berasal dari daerah yang berkonsentrasi tinggi kedaerah yang berkonsentrasi
rendah untuk mencapai keseimbangan dari molekul molekul.
Alat Dan Bahan :
1. 2 glass beaker ukuran sedang
2. Pipet tetes
3. Eosin
4. Air hangat
5. Air es
6. Stopwatch
Cara Kerja :
o Isi masing-masing glass beaker dengan air hangat dan
air es
o Ambil eosin dengan pipet tetes
o Teteskan eosin pada air hangat dan air es. kemudian
catat waktu penyebaran
o Amati dan catat data yang diperoleh
Hasil Praktik :
Air
hangat
|
Air
es
|
01.34 menit
|
02.46
menit
|
Pembahasan :
“bandingkan
kecepatan penyebaran eosin pada air es dan air hangat”
Air
hangat
|
Air
es
|
01.34 menit
|
02.46
menit
|
Setelah
melakukan praktikum dan kemudian diamati maka dapat diperoleh data seperti yang
tertera dalam tabel diatas. Dapat dilihat bahwa air hangat, penyebarannya lebih
cepat dibandingkan penyebaran dalam air es.
Oleh
karena itu, dapat diketahui faktor yang mempengaruhi penyebaran antara lain:
·
Tingkat gradien konsentrasi
|
:
|
Semakin
besar perbedaan konsentrasi, semakin cepat difusi. Semakin dekat distribusi
bahan sampai ke kesetimbangan, semakin lambat laju difusi terjadi.
|
·
Massa molekul menyebar
|
:
|
molekul
yang lebih berat bergerak lebih lambat
|
·
Suhu
|
:
|
Suhu
yang lebih tinggi meningkatkan energi dan karena itu gerakan molekul,
meningkatkan laju difusi. Suhu yang lebih rendah menurunkan energi molekul,
sehingga mengurangi laju difusi.
|
·
Luas permukaan dan ketebalan membran plasma
|
:
|
Peningkatan
luas permukaan meningkatkan laju difusi, sedangkan membran tebal mengurangi
itu.
|
·
Jarak tempuh
|
:
|
Semakin
jauh bahwa zat harus melakukan perjalanan, semakin lambat laju difusi.
|
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil praktikum diatas dapat
disimpulkan bahwa:
Transportasi
zat-zat dibagi menjadi dua, yaitu transportasi pasif dan trasportasi aktif.
Transportasi pasif adalah perpindahan zat-zat mengikuti aliran perbedaan
konsentrasi, sedangkan transportasi aktif adalah perpindahan zat-zat melawan
aliran perbedaan konsentrasi dan memerlukan energi. Transportasi pasif
berlangsung melalui proses difusi dan osmosis. Adapun transportasi aktif,
berlangsung melalui proses transpor aktif, eksositosis, dan endositosis. Difusi adalah proses di mana molekul bergerak
dari daerah konsentrasi tinggi ke salah satu konsentrasi yang lebih rendah,
PRAKTIKUM 3 (Pengamatan Sel
Pada Tumbuhan Rhoediscolor dan Allium Cepa)
tujuan :
Tujuan dalam melakukan praktikum ini adalah untuk
mengetahui bagian apa sajakah yang terdapat dalam sel tumbuhan bawang merah dan
Rhoeo discolor
Landasan Teori :
Bawang
merah merupakan salah satu tanaman dan tumbuhan berjenis umbi lapis. Bawang
merah banyak digunakan sebagai bumbu berbagai macam masakan di Asia. Namun, ada
kegunaan lain yang ada dari bawang merah yaitu sebagai obat tradisional karena
mengandung banyak antiseptic dan senyawa aillin. Lapisan kulit luarnya memiliki
warna merah namun daging bagian dalamnya berwarna putih.
Daun Rhoeo
discolor memiliki struktur dan fungsi jaringan berdasarkan bentuk dan
peran sel penyusunnya, yaitu sebagai berikut : Kultikula, Epidermis Atas,
jaringan Parenkim Palisade, Jaringan Parenkim spons, xylem dan floem, dan
Stomata.
Alat dan Bahan :
1.
Silet
2.
Kaca preparat
3.
Mikroskop
4.
1 siung bawang
merah
5.
Daun
Rhoeo discolor
Cara Kerja :
o
Kupas dan kelupaslah lapisan bawang merah
o
Tekuk lapisan tersebut dan Tarik perlahan
sehingga akan terlihat benang tipis
o
Letakkan pada kaca preparat
o
Amati dengan mikroskop
o
Catat dan gambar yang terlihat dalam
mikroskop
Setelah
mengamati sel tumbuhan bawang merah, dilanjutkan dengan pengamatan dengan sel
tumbuhan Rhoeo discolor
o
Tekuklah daun Rhoeo discolor dengan mengapitkan pada jari telunjuk
o
Iris setipis mungkin dengan menggunakan
silet
o
Letakkan pada kaca preparat
o
Amati dengan mikroskop
o
Catat dan gambar yang dilihat dalam
mikroskop
Hasil Pengamatan :
No
|
Gambar
|
Keterangan
|
1
|
|
1. Dinding sel
2. Nucleus
3. Sitoplasma
|
2
|
Sel Bawang Putih
|
1. Dinding sel
2. Nucleus
3. Kloroplas
4. Sel penutup
|
Pebahasan :
A.
Bawang
merah
Pada pengamatan selaput bagian dalam bawang
merah ( Allium cepa ) pada mikroskop terlihat sel-sel bawang merah yang
berlapis-lapis. Pada sel-sel bawang merah terdapat organel-organel sel seperti
sitoplasma, dinding sel dan nukleus. Dinding sel berfungsi untuk melindungi dan
memberi bentuk pada sel. Nukleusnya berbentuk oval dan merupakan organel
terbesar dalam sel. Plastidanya berupa butir-butir yang mengandung zat warna (
ungu ).
Sel epidermis bawang merah
mempunyai dinding sel yang berbentuk tidak beraturan ada yang berbentuk segi
enam yang memanjang dan ada juga yang mempunyai bentuk segi empat yang
memanjang. Sel epidermis bawang merah mempunyai bentuk yang tetap dan tidak
berudah – ubah karena di dalam sel ter dapat dinding sel . Sel epidermis bawang
merah tersusun oleh :
a.
Dinding sel,
b.
Sitoplasma
c. inti sel
B.
Daun
Rhoeodiscolor
Pada
daun tumbuhan Rhoeo discolor banyak sekali jaringan-jaringan yang
terdapat di dalamnya dan memiliki fungsi yang berbeda-beda. Pada pengamatan
daun tumbuhan Rhoeo discolor menggunakan mikroskop cahaya kita dapat
melihat struktur jaringan yang menyusun daun Rhoeo discolor dengan
lebih jelas, diantaranya : Kultikula, Epidermis Atas, Jaringan Parenkim,
Jaringan Pengangkut, Epidermis Bawah, Stomata, guards sel.
CATATAN:
isi dalam pembahasan diambil dari berbagai sumber, baik dari hasil pengamatan
ataupun dari internet. Jadi harap maklum, jika kalau hasil pengamatan dengan
pembahasan sedikit berbeda.
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil praktikum yang diperoleh,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
Sel merupakan unit
organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis.
Bawang merah mempunyai organel- organel sebagai berikut
:
1.
Dinding
sel
|
yang
berfungsi sebagai pelindung sel
|
2.
Jaringan
Epidermis
|
berfungsi
sebagai pelindung bagian dalam organ tumbuhan. Fungsi khusus jaringan
epidermis adalah sebagai pelindung terhadap hilangnya air karena adanya
penguapan, kerusakan mekanik, perubahan suhu, dan hilangnya zat- zat makanan.
|
3.
Nukleus
|
Berfungsi untuk Mengendalikan proses berlangsungnya metabolisme dalam sel, Menyimpan informasi genetik ( gen ) dalam
bentuk DNA, Mengatur kapan dan
di mana ekspresi gen- gen harus dimulai, dijalankan, dan
diakhiri.
|
4. Membran Inti
|
yaitu
membran luar (membran sitosolik) dan membran dalam (membran nukleo-plasmik).
|
Daun Rhoeodiscolor memiliki
struktur dan fungsi jaringan berdasarkan bentuk dan peran sel penyusunnya,
yaitu sebagai berikut :
1.
Kultikula
|
lapisan pelindung lilin pada sisi atas daun, hal ini
membantu tanaman menahan air.
|
2.
Epidermis Atas
|
terdiri dari sel-sel epidermal jelas hanya
lapisan tebal sel tunggal. Sel-sel ini rapat, dan berperan dalam perlindungan
dari dunia luar.
|
3.
jaringan Parenkim Palisade
selmesofil
|
Jaringan ini rapat membentuk pagar / tiang
didalamnya terdapat klorofil (sel-sel hijau daun), yang didalamnya berisi kloroplas
untuk fotosintesis dengan menyerap sinar matahari, dan mengubah air dan
CO2menjadi gula.
|
4.
Jaringan Parenkim spons
|
sekelompok sel yang longgar tanpa bentuk digunakan
untuk pertukaran gas.
|
5.
Jaringan pengangkut yang
terkandung di dalam lapisan mesofil
|
·
Xilem adalah pembuluh pengangkut
air dan mineral berupa nutrisi yang dibawa dari akar ke daun.
·
Floem adalah saluran transportasi
yang berisi hasil fotosintesis yang dibuat oleh fotosintesis yang terjadi di
daun.
|
6.
Epidermis bawah
|
Berisi 2 jenis sel, dan sel penjaga
stomata:
|
7.
Stomata
|
Pori antara sepasang sel penjaga yang memungkinkan
tanaman untuk bernapas.
Daun perlu CO2 (karbondioksida) untuk
fotosintesis, dan membuat O2 (oksigen).
|
8.
Guard Sel
|
sel-sel berbentuk kacang yang mengontrol stomata.
|
Guru
Pembimbing
...........................................
Nama Guru Pembimbing
NIP.
-
|
Praktikan
...........................................
Nama Praktikan
NIS.-
|